04 October 2015

A Trip to Neverland

The second star to the right and straight on 'til morning. Petualangan (akibat menang kuis socmed dari Cosmopolitan FM) kali ini membawa Mama dan Dudu ke Neverland bersama Peter Pan, James Hook, Blackbeard dan Tiger Lily. Let's go!

Siapa tidak kenal Peter Pan? The boy who wouldn't grow up adalah karya J.M. Barrie yang sudah sering hadir di bioskop. Namun melalui karya Sutradara Jow Wright ini kita mulai dari awal, tanpa Wendy dan tanpa Tinkerbell, ketika Peter Pan pertama kali ke Neverland dan bertemu dengan James Hook. Satu hal yang jarang disinggung, tapi selalu bikin penasaran




Dudu: Jadi di film ini Peter Pan mencari ibunya, lalu tertangkap Pirates dan dia melanjutkan mencari ibunya di Neverland.
Mama: Yang seru apa, Du?
Dudu: Saat piratesnya dikalahkan di dunia peri.

Yup, kisah ini dibuka dengan "warning" bahwa teman bisa jadi musuh dan musuh bisa jadi teman. Dan satu adegan yang dibenci Andrew: seorang ibu yang meninggalkan anaknya di pintu rumah yatim. Jiwa petualang Peter Pan (Levi Miller) sudah muncul sejak awal, ketika semua anak menurut akan peraturan asrama, Peter dan temannya Nibs, malah membongkar ruangan kepala asrama dan memecahkan kasus anak-anak hilang. 



Ternyata kepala asrama menjual anak-anak yatim piatu tersebut ke bajak laut dari Neverland yang dipimpin oleh Blackbeard (Hugh Jackman) untuk dipekerjakan di tambang. Di tambang inilah Peter Pan bertemu dengan sesama tawanan Blackbeard, James Hook (Gerald Hedlund), yang kemudian menjadi sahabatnya dalam mencari ibu kandungnya di Neverland.

We have an ancient prophecy that tell of a boy, a boy who would be disappeared from his world until he was old enough to return and lead an uprising against me. A boy who could fly... ~Blackbeard
Agak surprising memang. Ceritanya juga cukup berat untuk balita. Meskipun banyak pertarungan, tapi tidak yang serem-serem macam film yang biasa Dudu tonton. Kalaupun ada yang tertembak, orangnya berubah jadi asap warna-warni. Tapi untuk beberapa orang tua, mungkin terlalu banyak swordfights and gunshots di film ini.

Untuk saya, film berdurasi 111 menit ini menyenangkan. Peter Pan (selain Sherlock Holmes) adalah tokoh favorit saya. Menemukan asal usul Peter Pan dan hubungannya dengan sosok yang ditulis J.M. Barrie seperti menemukan harta karun (atau Pixie Dust kalau kata Blackbeard). Peter Pan yang ternyata disleksia, dan Captain Hook yang agak gila dan egois tapi membuat film lebih berwarna. Ada beberapa moment yang membuat saya gemas dan mau menimpuk Hook (yang entah gimana lebih mirip Indiana Jones ini) dengan sepatu.



Oh, buat yang nonton film ini karena Hugh Jackman terlihat keren di film lain, siap-siap kecewa berat. Soalnya di Pan ini Wolverine kita bermain sebagai Blackbeard, bajak laut botak yang selalu pakai rambut sasakan. Well, Hook jauh lebih ganteng karena di sini dia belum botak haha.


Perlu 3D? Well, I love this movie on 3D karena ada beberapa adegan, seperti ketika mereka masuk ke dunia peri, yang akan super cool kalau dilihat dengan 3D.

Buat Dudu ini film ini lumayan bagus, meskipun endingnya gantung kalau kata Dudu.
Dudu: Kok Captain Hooknya tidak dimakan buaya, Ma?
Mama: Itu nantiiii.
Dudu: Trus berubah jahatnya kapan?
Mama: Itu juga nantiiii....

At least you know where you've come from. Born to a warrior, heir to a prince, does that mean you're the One? I don't know. I don't know if there is a One. I do know that if you aren't the guy, and you're just you, maybe that's enough. ~James Hook

4 comments:

  1. penasaraaan filmnya, ni cerita udah puluhan versi film, buku, animasi tapi teteup seru ya mba..salam kenal...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selalu ada yang baru memang dr Peter Pan. Salam kenal juga Mba :)

      Delete
  2. Wah, udah lihat iklan film ini di In*ovision. Penasaran! Peter Pan memang ga ada matinya. :)

    ReplyDelete

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.