16 July 2015

Staycation untuk Belajar Ujian

Di saat orang lain ngungsi ke hotel untuk liburan, saya malah mendatangi sebuah hotel untuk belajar. Bukan saya sih... si Dudu. Biasanya ngerjain PR juga di coffee shop atau sambil nyobain resto dan mall baru. Bahkan kita pernah ngerjain PR di Lollipop saking extremenya. So, this escape is one step further from our weekend ritual.

Jadi anak semata wayang saya itu mau ujian. Dan hasil mock test (test yg sebelum ujian sesungguhnya) itu jelek banget. Daripada ngga lulus, mendingan ditarik aja belajar serius. Di rumah sudah jelas ngga bisa. Yang ada dia main game terus. Belajarnya nanti-nanti terus. Jadi daripada ribet, mendingan saya angkut dia ke hotel sekalian menggunakan voucher yang sudah mau expired itu.


Kamar Hotel Harris Sentul
Kamar hotelnya ada meja untuk belajar
Sampai di hotel, check-in, langsung duduk belajar. Kebetulan dapat hotel yang temanya "ceria" dengan warna-warna orange menyala (haha ketahuan dong hotelnya apa). Yang ada dia beneran semangat. PR disikat sejam selesai. Tumben. Belajar spelling juga semangat sampai kelaparan dan kita buru-buru turun untuk breakfast.

Breakfast di hotel adalah salah satu kegiatan favorit Andrew karena dia paling suka membuat roti bakar. Kebetulan, di hotel ini breakfastnya enak dan banyak pilihannya. Agak surprise juga jadinya. Tapi hal ini ternyata membuat Andrew makin semangat. Setelah breakfast dia membereskan sisa PR lalu berenang. Ya karena PRnya sudah selesai, dan materi ujian besok sudah dipelajari, boleh lah dia berenang hahaha. Habis berenang dia main ke kids club.


Berenang di Hotel Harris Sentul
Semangat belajar dong, kan mau berenang
Dan ternyata, bukan hanya anak saya yang senang dengan perubahan suasana, saya juga semangat nulis blog lagi. Tiga entry jadi dalam waktu semalam, dan paginya bisa nulis sambil nungguin anak berenang.

Mama: Kok kamu senang banget sih Du?
Dudu: Soalnya Mama juga kelihatan bahagia. Ngga marah-marah terus.

UPS!

Sementara orang lain stay di rumah karena anak harus belajar ujian tengah semester, saya dan Dudu malah 'kabur' ke daerah pegunungan dan belajar di sana. Berhasil ngga metode ini? Apa mau dikata, nasib berbicara lain. Ternyata jaman sekarang jelek bagusnya nilai hanya menentukan rangking. Anak saya tetap naik kelas. Nilainya? Tetap agak pas-pasan sih, tapi adalah improvement dari mock testnya.

Seperti dikatakan Olga Jarrett, seorang professor di bidang pendidikan anak usia dini, Georgia State University di Scholastic.com, “anak yang memiliki kesulitan konsentrasi adalah anak-anak yang lebih membutuhkan reses. Banyak yang beranggapan dengan waktu belajar yang lebih panjang, anak akan lebih banyak mempelajari sesuatu. Padahal tidak selalu begitu.” Setiap ambil raport, saya selalu menghadapi guru yang mengadukan kalau Andrew sering bengong dan kesulitan konsentrasi mengikuti pelajaran sekolah. Tapi di rumah, ketika saya membebaskan dia bikin PR kapan saja asal selesai saat dia mau sekolah, PRnya jadi benar-benar selesai. Mungkin teori ini ada benarnya.

Ya meskipun berhasil juga ngga tiap ujian begini sih, bisa bangkrut nanti hahahaha.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan komen. Mohon maaf untuk yang meninggalkan link hidup dan komen bersifat spam atau iklan akan dihapus.