31 July 2015

First Ride with Mini Cooper

Setiap lewat showroom Mini Cooper di Grand Indonesia, saya selalu berpikir: apa rasanya naik mobil ala Mr.Bean ini. Ada yang punya rasa penasaran yang sama?

Lalu seorang teman saya menang kuis! Hadiahnya dijemput dan diantar ke restoran pilihan dengan Mini Cooper. Yeay! Boleh bertiga. Karena mikirnya mobil mini, maka yang diajak juga anak-anak. Ya siapa lagi kalau bukan si Dudu.



Si Kuning yang setia mengantar kita makan malam
Sayangnya karena jadwal dari si Mini Cooper yang padat, kita kebagian jalan hari Jumat malam. Yah, sayang. Dari semua resto yang ditawarkan hanya yang di Artotel inilah yang paling memungkinkan untuk dinner mengingat macetnya hari Jumat jam pulang kantor. Dari kantor saya di Slipi, kita jalan jam 6. Mobil Mini Cooper kuning terang ini sudah cukup menarik perhatian orang kantor begitu muncul di parkiran. Haha. Siapa sangka warnanya bakalan kuning begini?

 

Sekilas mobil ini terlihat berbeda. Bentuk mobilnya juga sudah unik, lalu lampu depan yg bulat dan berbeda bentuknya. Mirip mobil-mobilan atau mobil-mobil bisa bicara yang ada di film anak-anak seperti Cars. Saya sudah menunggu si Mini Cooper bersuara. Sayangnya ini di dunia nyata haha.

Masuk ke dalam, si Dudu duduk di depan. Kalau Pak supir terlihat besar duduk di balik kemudi, si Dudu ini pas sekali tingginya. Sabuk pengamannya juga pas. Padahal kalau di mobil biasa, dia masih sedikit kependekan untuk pasang sabuk pengaman di kursi depan. Dari luar mobil boleh kelihatan pendek dan kecil, namun begitu masuk ke dalam ternyata cukup lega juga. Tempat duduk belakang bisa untuk tiga orang dewasa, meskipun kalau yang masuk sebesar adik-adik saya jadi ragu-ragu juga. Pokoknya kalau untuk ibu-ibu ya muat deh.



Audio player yang mengundang anak kecil buat main
Seperti sudah diduga, si Dudu mainan radio (maaf ya Pak supir) sambil sibuk bertanya apa ini apa itu. Tadinya seru dengan lampu yang sudah pasti bikin anak-anak tertarik untuk pencet-pencet. Volumenya keren bisa dilihat di lampu yang membentuk setengah lingkaran di atas radionya. Sepertinya enak juga buat disetir. Kata Pak supirnya sih bisa test drive di showroom Pondok Indah kalau Sabtu-Minggu. Pengen coba tapi kalau tidak beli kan malu juga ya. Harga yang used saja mencapai Rp450jt. Eh, tapi jangan takut beli bekasnya karena ya kalau mobil seperti ini kan sudah pasti dirawat. Benar juga ya.

Pas pulang dari makan, Andrew duduk di belakang karena sudah agak mengantuk. Kita menerjang kemacetan Sudirman-Thamrin dengan sudut pandang berbeda. Maklum, selain hampir selalu duduk di kursi kemudi, naik sedan saja jarang karena saya sekarang lebih banyak tinggal di daerah banjir. Agak terkaget-kaget dengan mobil-mobil yang mendadak jadi 'besar'. Yang paling bikin bengong adalah patung selamat datang yang di Bundaran HI entah bagaimana bisa terlihat lebih keren. Karena kecil jadi enak nyelip-nyelip pas kita lewat jalanan yang ramai seperti Tanah Abang atau banyak perbaikan seperti Fatmawati.

Duduk belakang juga enak, kata Andrew. Di pintu ada lampu, dan karena mobil kecil, ACnya juga dingin.
Dudu: Sayang tidak ada AC belakang ya, Ma.
Mama: Mobilnya kecil begini masa nyari AC belakang. Emang kamu kepanasan?
Dudu: Ya tidak juga sih.
Mama: (bengong)



Buat yang penasaran, kurang lebih begini wujud Mini Cooper kita
Photo courtesy of Autoevolution.com
Bisa berapa cepat?
Selain karena mengemudi di dalam kota yang cukup padat, tidak mungkin juga si Pak supir ngebut. Tapi remnya enak, tidak kaget-kagetan. Ini pertanyaan Andrew juga ke Pak supirnya. Katanya sih bisa sampai 215km/jam dengan akselerasi 0-100km/jam dalam waktu 7 detik. Sambil jalan, Pak supirnya cerita kalau kebanyakan memilih Kemang sebagai tujuan. Wah, sayang juga memang. Kalau Kemang kan bisa merasakan naik turun tanjakan. Hahaha. Jadi kangen test drive dan review mobil seperti dulu lagi.Oh iya, satu lagi saran Pak supir adalah beli Mini Cooper yang sedan, jangan yang hatchback. Terbayang sih kalau yang 4 pintu saja sudah mini begitu, bagaimana yang 2 pintu?

Jadi, kapan kita beli mobil mini itu, Ma? Tanya si Dudu begitu kita turun dan si Mini Cooper lanjut mengantarkan teman saya ke rumahnya. Mobilnya seru ya, Du. Mama juga mau.

30 July 2015

RoCa: Artistic Eatery

Kalau ke RoCa, harus cobain Nasi Goreng Kemangi nya. Begitu kata hampir semua orang. So, why don't we give it a try? Thanks to Tante MJ yang suka jalan-jalan, kita jadi bisa mampir ke restoran yang terletak di ArtOtel Thamrin, Jakarta, ini untuk dinner. Diantar pakai Mini Cooper pula datangnya karena menang kuis #JAKEATwithMini.
Dekorasi RoCa restaurant yang artistik
Hotel ini banyak kenangan. Terakhir kali ke sini adalah untuk ikutan workshop blogging dari Mommies Daily. Sendirian tentunya. Waktu itu saya berpikir, wah, Andrew pasti suka nih exploring hotel ini dengan segala keunikan dan dekorasinya. Ternyata dugaan saya tepat. Begitu turun dari mobil dia sudah heboh dengan "ini hotel ya, Ma? Tembok luarnya seperti bergambar. Bolehkah kita menginap di sini?". Yah, masuk ke lobby juga belum.

Duduk manis di meja pojokan, kita mulai order. Dan di tengah memilih makanan, terjadi percakapan begini:
Dudu: Tante, apakah hotel ini memiliki wi-fi?
Manager Resto: Ada.
Dudu: Passwordnya apa, Tante?
Manager Resto: Sini coba HPnya Tante connect-in.
Dudu: (menyerahkan HP)
Manager Resto: (Sibuk menyambungkan wi-fi).
Dudu: Jam yang tante pakai bagus juga (sambil nunjuk ke jam warna putih yang dipakai si tante manager)

Satu meja jadi ngakak. Dan saya dituduh mengajarkan anak godain tante-tante. Padaha dari sananya saja ini anak sudah pinter ngomong dan mengumpulkan massa... sampai saya yakin suatu hari nanti dia bakalan kampanye jadi presiden.

So, what do we order?
Mama: Chicken Spaghetti Basil Pesto
Dudu: Roasted Chicken + vanilla milkshake
Tante MJ: Nasi Goreng Kemangi Teri
Impulsive order karena tergoda: Chocolate Melt 



Chicken Spaghetti Basil Pesto

Nasi Goreng Kemangi Teri yang jadi menu andalan
Range harga di sini ternyata tidak terlalu mahal. Makanan yang kami pesan berkisar antara 50-60 ribuan. Surprise juga sih.

Sambil menunggu makanan datang, Andrew mainan dengan tempat garam dan lada yang berbentuk orang. Yup, si Andrew kan paling suka main action figure. Dan karena dia lupa bawa mainannya, jadilah si garam dan lada jagoan cerita dia malam itu. 



Dudu, Vanilla Milkshake dan tempat garam-lada
Makanan paling enak bagi saya jelas punya Andrew. Roasted Chickennya empuk dan saosnya enak. Pas sekali jika dikombinasikan dengan sausnya. Si Andrew tidak habis karena porsi ayamnya besar. Agak shock sih pas datang ke meja ternyata sebesar itu. Roasted chicken ini datang terakhir - mungkin karena masaknya paling susah. Sementara saya hanya memesan pasta, yang sebenarnya enak juga tapi kalah berkesan sama roasted chickennya. Milkshake Andrew habis dalam sekejap. Soalnya enak. Wah, jarang-jarang dia memuji milkshake.


Roasted Chicken Favorit Dudu. Hadir dengan wedges dan salad
Nasi Goreng Kemangi Terinya memang sesuai yang dibicarakan orang. Rasanya agak campur-campur tapi pas. Kalau untuk Andrew yang suka plain flavor sih ini pasti terlalu complicated. Tapi buat pencinta makanan seperti si Mama ini, nasi goreng ini bisa jadi pilihan menu kalau ke RoCa lagi. Ingin mencoba breakfastnya sih. Chocolate Melt sebenarnya orderan nekat karena kita sudah kenyang. Tapi akhirnya habis juga because it's really tasty with melted chocolate trapped in the middle.


The Chocolate Melt!
Habis makan belum selesai. Andrew masih harus exploring hotel dan melihat ke kamar mandi. Kamar mandinya ada di lantai mezzanine dan unik banget. Sayangnya lantai mezzanine itu sedan digunakan untuk acara, jadi kita kalau mau naik dari tangga harus nyelip-nyelip diantara tamu. Andrew sih cuek saja. Dia naik dengan lift dan turun dengan tangga melingkar. Penasaran, dia naik tangga melingkar sampai mentok.

Mama: Ada apa di atas, Du?
Dudu: Ada kamar, Ma. Sayangnya pintunya dikunci, jadi aku tidak bisa masuk. Padahal aku ingin sekali melihat isi kamarnya.
Mama: Mama sudah pernah lihat. Nanti ditunjukin fotonya.
Dudu: Bagaimana kalau kita menginap saja? Hotel ini sepertinya bagus. Restorannya juga enak.

Let's put this hotel on our staycation list.

27 July 2015

Doraemon Movie: Nobita's Space Heroes

Doraemon memang selalu menghibur. Setelah berderai-derai air mata di Stand By Me, sekarang ada film klasik Doraemon yang berbau petualangan yang biasanya hanya bisa dinikmati di stasiun TV lokal pada saat akhir pekan atau liburan sekolah. 

Doraemon Nobita Space Heroes

Doraemon The Movie: Nobita's Space Heroes (Durasi 100 menit) bercerita tentang petualangan Nobita, Doraemon, Shizuka, Suneo dan Giant menyelamatkan sebuah planet cinta damai yang diambang kehancuran karena dibajak oleh Space Pirates. Sherrif planet tersebut, Aron, membawa Nobita dan kawan-kawan karena salah mengira mereka sebagai Superhero Galaxy. Sebaliknya, Nobita yang sedang membuat film superhero berpikir bahwa Aron dan planetnya adalah bagian dari shooting yang dibuat oleh Sutradara burger (alat milik Doraemon untuk membuat film). Setelah mengetahui bahwa misi mereka adalah kenyataan, maka Nobita dan teman-teman dihadapkan pada pilihan untuk terus maju atau lari menyelamatkan diri ke bumi.

Kita sudah tahu pasti happy ending. Menggunakan "resep" yang sama yaitu persahabatan dan semangat pantang menyerah dibungkus dengan komedi, film Doraemon selalu menjadi film yang menyenangkan untuk ditonton bersama anak. Dudu dari yang ogah-ogahan hingga semangat mau beli DVDnya (hanya terjadi jika dia beneran suka filmnya) karena tidak puas hanya menonton sekali. Oh iya, film ini hanya tayang di Blitz Megaplex.

Nonton di jam 5 sore, separuh bioskop dipenuhi anak kecil. Beberapa menangis ketika mendekati akhir film karena pemimpin para bajak laut luar angkasa ini memang menyeramkan wujudnya. Hanya mata dan mulut berwarna hitam dan kalau ngomong menggelegar dan diikuti batuk rejan (soalnya diceritakan dia sedang sakit). Tapi selain adegan itu, adegan lain masih terhitung biasa saja. Banyak orang tua dan anak yang berdiskusi juga sepanjang film. Maklum, namanya juga film keluarga, apalagi Bahasa Jepang. Kalau anaknya belum bisa baca sih agak PR juga.


Meyba
Ini penjahat yang disukai Dudu, namanya Meyba
Mama: Yang paling kamu ingat apa, Du?
Dudu: Saat kekuatan Nobita yang sebenarnya muncul.
Mama: Kalau adegan paling seru?
Dudu: Saat mereka melawan jendral-jendral Space Pirates. Di Space Pirates aku paling suka karakter cewek yang jahat karena dia bisa elastis. Kalau aku punya restoran dia bisa jadi pelayan karena dia bisa langsung ambil pesanan.
Mama: Yang paling lucu?
Dudu: Ketika Nobita mengeluarkan kekuatan, ternyata kekuatan dia ayatori dan tidak membantu.

Nobita Ayatori
Kekuatan Nobita ya Ayatori membuat sapu
Kalau buat saya yang paling lucu ya pas penjahatnya dikejar-kejar hologram ibu Nobita. Haha legendaris deh itu. Semua paling takut sama Ibu Nobita, mulai dari hantu lokal sampai penjahat antariksa.

Moral yang bisa diambil dari film tersebut, kalau kata Dudu adalah "jangan menipu seseorang karena hasilnya bisa parah." Loh yang menipu siapa? "Space Pirates." Lah kan mereka memang jahat. Ah, sudahlah.

26 July 2015

Rahasia Kepiting RM Prima Comal

Keluarga saya jarang naik transport umum ke Jawa. Jakarta-Semarang selalu naik mobil. Alasannya karena kita mau berhenti di Comal untuk makan kepiting. Restoran Kepiting Prima dan Lesehan Pondok Bambu yang sudah terkenal ini sudah seperti hidden gem di tengah panjangnya (dan sometimes rusaknya) jalanan Pantura. 

Masuk restoran disambut oleh mural kepiting
Masakan andalannya tentu saja kepiting yang harganya bikin bahagia orang Jakarta (Rp.90,000 - Rp.180,000/kg, 1kg ada 3-4 kepiting). Bisa makan sepuasnya! Kepiting Prima yang dimasak dengan saos pedas manis seperti rendang jadi favorit saya. Andrew yang tidak suka pedas lebih memilih Kepiting Saus Tiram yang juga tidak kalah enaknya. Selain kedua saus tersebut ada bermacam saus lainnya yang harus dicoba juga seperti Saus Padang dan Lada Hitam.

Kepiting Saos Tiram. Yang di belakangnya adalah Kepiting Prima
Selain kepiting ada Cumi dan Ikan juga
Kalau kepiting bukan favorit Anda, jangan khawatir, rumah makan ini juga memiliki banyak pilihan menu seafood termasuk ikan, udang dan cumi-cumi yang tidak kalah enaknya. Sayuran pun lengkap. Untuk minuman, coba pesan kelapa muda batok. Ada sih menu ayam di sini, cuma ya masa di rumah makan kepiting kita pesan ayam ya?

Setiap kali berhenti di sini, Andrew pasti semangat, "tempat kepiting ini lagi ya, Ma." Lalu dia akan hilang, sibuk bermain dan berkeliling rumah makan. Ada banyak indoor dan outdoor playground yang bisa membuat anak-anak tidak keberatan menunggu makanan datang dan lupa kalau mereka sudah lapar.

Jangan khawatir tidak ketemu, kalau dari arah Pekalongan, banyak plang nama yang menunjuk ke arah restoran ini. Kalau dari arah Pekalongan, begitu sampai pertigaan Comal kita belok kiri. Tidak lama nanti di kiri jalan kelihatan deh pintu masuk restorannya. Meskipun agak tersembunyi, tapi restoran ini memiliki parkiran yang luas. Ketika kami pertama ke sini, mereka hanya punya satu gedung restoran di depan. Sekarang, selain punya lesehan, tempat main anak-anak, mini zoo dan kebun sayur, mereka juga punya toko oleh-oleh. Semakin senang kita mampirnya.

Kebun sayur depan lesehan. Di belakang lesehan ada tempat main lagi.
Playground untuk anak-anak. Kalau weekend ramai sekali
Siapa yang sudah pernah dengar tentang Comal? Kota kecil ini terletak di antara Pemalang dan Pekalongan. Nama Comal diambil dari nama sungai yang mengalir di daerah tersebut. Kuliner kota Comal yang terkenal adalah nasi tahu dan kue apem yang saya malah belum pernah cobain karena sibuk dengan kepiting.Biasanya kedua kota ini jadi tempat perhentian kita kalau Pantura sudah menolak untuk lancar. Daripada lelah di jalan dan sampai Jakarta/Semarang terlalu malam, kita mencari hotel untuk menginap semalam.

Nah, mencari hotelnya bisa di Travelio, website yang menawarkan konsep seru dalam mencari hotel. Kalau biasanya kita harus browsing beberapa website untuk membandingkan harga, di Travelio sudah ada harga rata-rata online. Nah, harga rata-rata online ini yang kemudian jadi patokan kita untuk menawar harga hotel. Ditawar? Yup, travelio memberikan kesempatan customer untuk menawar harga hotel yang diinginkan. Jadi seru kan. Ada indikasinya juga, jadi kalau kita menawar kerendahan ya kesempatan untuk mendapatkan harga tersebut juga akan jadi lebih rendah. 

Begini penampakan hotel di Travelio, fasilitasnya langsung terlihat semua
Fitur favorit saya di Travelio, langsung tersambung ke Tripadvisor,
jadi benar-benar one-stop-shopping
Di Travelio bisa memilih hotel sesuai daerah, bintang dan harga
Lalu bagaimana supaya dapat harga murah?

Langganan newsletter dan tungguin happy hournya haha. Tapi kalau sudah urgent dan harus pesan sekarang, coba pilih kota yang kita mau lalu perluas hasil searchnya terutama jika Anda mencari hotel di kota besar. Jangan membatasi diri hanya dengan beberapa hotel pilihan saja. Kalau saya yang mencari di sekitaran Pekalongan, Pemalang dan paling jauh Tegal, ya memang pilihan hotelnya masih sedikit sekali. Tapi coba digunakan untuk Cirebon atau Semarang, pasti pilihannya jadi lebih beragam. Tapi tentu saja lebih jauh dari RM Kepiting Prima ini. Yah, namanya juga mencicipi kepiting kesukaan yang setahun belum tentu dua kali bisa mampir. 

Membuat Es Krim Vanilla Sendiri

Masakan apa yang bisa dibuat dalam 15 menit... oleh seorang Mama yang tidak bisa masak? "Aku bisa buat es krim, Ma. Mudah. Hanya 15 menit," Si anak (yang sudah tidak) kecil lagi itu nyeletuk dari belakang, ketika saya sedang berdiskusi dengan Mama saya soal ikutan lomba masak memasak di instagram ini. Seriusan?

Es krim vanilla buatan sendiri yang dimakan dengan biskuit
Dan ternyata Andrew serius. Es krim vanilla yang dibuatnya berdasarkan percobaan science yang dia saksikan di TV beberapa waktu lalu ternyata sungguh-sungguh bisa terwujud. Tanpa ice cream maker, tanpa freezer juga. Mengakhiri liburan panjang kenaikan kelasnya, Andrew mempraktekkan cara membuat es krim vanilla kreasinya kepada saya.

Bahan-bahan membuat es krim
Bahan-bahannya: 
  • Susu cair plain (susu segar atau UHT tapi jangan yang low fat)
  • Vanilla Essence (di sini saya pakai yang cair)
  • Gula pasir 
  • Es Batu
  • Garam
  • Ziplock Bag
  • Toples
Cara membuat:
  • Masukkan Susu cair, vanilla essence dan gula pasir secukupnya ke dalam ziplock bag. Gula pasir dan vanilla essence dapat diatur sesuai selera. Untuk yang ini, setengah gelas bisa untuk 2 cup es krim. Banyak juga ya ternyata.
  • Aduk semua bahan hingga rata.
Masukkan susu ke dalam ziplock

  • Masukkan es batu ke dalam toples sehingga penuh 3/4nya.

  • Tambahkan garam. Kocok sebentar hingga es agak cair.

  • Tutup ziplock bag dengan rapat lalu masukkan ke dalam toples berisi es.

  • Kocok hingga beku. Proses ini memakan waktu sekitar 10 menit. Dan karena capek, Dudu gantian dengan saya untuk mengocok toples ini.
  • Sendok dan sajikan.
Untuk anak balita, bagian mengocok toples bisa jadi kegiatan seru sendiri. Bungkus toples dengan serbet atau handuk jika terlalu dingin untuk tangan. Hati-hati tangan licin dan toples terlempar ya.

Habis semangat mengocok es krim, tangannya kedinginan
Sebenarnya saya penasaran dengan es krim rasa lain karena susu kan banyak juga rasanya. Coklat, strawberry, mocca. Tapi Andrew hanya suka es krim vanilla, jadi ya vanilla-lah yang kita buat. Ternyata proses "memasak" es krim ini dapat jadi kegiatan seru berdua anak di akhir pekan. Yang asyiknya lagi, kita bisa mengontrol rasa dan kandungan es krim ini, jadi tidak perlu khawatir bahan apa saja yang dimasukkan ke dalam es krim. Bisa jadi healthy treat untuk anak juga!

Selamat mencoba.

20 July 2015

Tips Cari Hotel Murah di Singapore

Mencari hotel murah di Singapura adalah masalah terbesar ketika kita mengunjungi negara tetangga yang satu itu. Soalnya, di tengah maraknya penerbangan murah dan berbagai paket hemat tiket masuk atraksi, harga hotel seringkali berbanding terbalik dengan budget kita. Jadi tidak rela bayarnya karena biasanya kalau ke Singapore kita hanya “numpang tidur” di hotel. Solusinya?


Dari kecil, kalau nginap hotel pasti nyaman tidurnya.
Lupa ini di mana, kayaknya YWCA Park Mall Dhoby Ghaut
Yah, nginap di rumah saudara.*ditimpuk pembaca* Hahaha. Tidak juga sih. Meskipun ini akhirnya dilakukan juga ketika budget menipis, tapi karena Andrew senang menginap di hotel, saya selalu berusaha menginap di hotel meskipun hanya 1-2 malam dari perjalanan. Lalu, bagaimana caranya dapat hotel murah di Singapura untuk keluarga?
  • Membandingkan harga di beberapa situs perjalanan agak sia-sia karena akhirnya setelah ditotal, semuanya mirip. Lebih baik browsing website seperti milik Singapore Tourism Board atau Your Singapore untuk mengetahui ada promo apa untuk hotel. Promo yang paling sering saya temui adalah menginap 2 malam gratis malam ke-3. Ini termasuk untuk hotel-hotel berbintang di Orchard lho. Promo seperti ini yang kemudian menjadi patokan untuk merencanakan liburan karena kalau harus 3 malam kan tidak bisa hanya weekend saja. Jadi cari promo hotel dulu baru beli tiket haha.
  • Cek harga promo. Saya pernah beberapa kali menemukan harga promo hotel karena: Hotel sedang renovasi atau daerah di sekitar hotel sedang renovasi. Bisa juga karena hotel masih baru dan memberikan harga perkenalan atau karena muncul hotel baru di sekitarnya. Waktu Resort World Sentosa baru mulai dibuka, hotel lainnya di pulau yang sama menurunkan harganya. Lumayan kan ada hotel murah dekat Universal Studios. Cuma ya masa nginep di Sentosa? Selain itu, ada beberapa hotel yang menawarkan harga room only alias tidak pakai breakfast. Ini bisa jadi ajang menghemat juga.
Waktu Andrew kecil pernah nyewa di apartment Lucky Plaza. 
  • Hotel Backpacker. Kalau bepergian dengan keluarga 4-5 orang boleh juga memesan kamar family di hostel atau hotel backpacker yang harganya bisa separuh hotel biasa. Tapi kalau bawa balita apalagi anak bayi, sebaiknya SKIP saja liburan Singapore ala backpacker ini karena sangat tidak nyaman dan cenderung merepotkan. Kebanyakan kamar mandi di luar, tempat tidurnya bunk bed (alias tempat tidur susun) dan hotelnya tidak ada lift. Apartment murah di Singapura banyak yang menerima sewaan sehingga bisa jadi pilihan juga, namun beberapa teman menghindari ini karena kayaknya sekarang ada undang-undang yang melarang menyewakan unit kalau pemiliknya tidak tinggal di gedung yang sama.
Hotel ini juga bukan di Orchard sih hehehe.
Masih berharap suatu hari ada rejeki untuk nyobain Marina Bay Sands
  • Jangan abaikan daerah "pinggiran". Dulu orientasi saya Orchard-Sommerset dan Dhoby Ghaut. Pokoknya cari hotel harus dekat dengan salah satu dari ketiga MRT tersebut. Paling jauh City Hall dan Raffles Place. Sekarang? Lupakan saja. Dengan banyaknya stasiun MRT baru dan rute bis yang semakin mudah dipahami, semua lokasi mendadak jadi “tengah kota”. Ada banyak hotel murah di Bugis. Lavender, Novena, bahkan Harbourfront pun saya lirik. Saya masih menjauhi Little India, Geylang dan Chinatown walaupun di ketiga tempat ini juga banyak hotel murah.
  • Bis vs MRT. Kalau sudah nyaman dengan transportasi Singapore, tidak perlu hotel yang nempel dengan Stasiun MRT. Beberapa kunjungan terakhir, saya sudah bisa melepaskan “ketergantungan MRT” dan menginap di hotel yang jauh dari MRT station. Untuk beberapa hotel, jarak dengan MRT itu ternyata mempengaruhi harga. Bis juga bisa mengantar kita kemana-mana dengan harga yang lebih murah dari MRT, asalkan kita rajin membaca papan dan bertanya sama supirnya. Hotel lebih murah, transport lebih murah. Dobel hemat deh.
Foto ini diambil Andrew dari atas bis tingkat
yg membawa kita dari hotel di daerah Lavender ke Orchard
Siapa takut jalan-jalan ke Singapore?

19 July 2015

Liburan dengan Science

Niat ikutan challenge 15 Hari Blogging memaksa saya duduk di depan komputer jam 11 malam. Ternyata, gara-gara itu saya jadi menemukan harta karun ini di atas keyboard.



Sudah jadi rahasia umum kalau Andrew suka science dan teknologi. Berawal dari cerita zombie dan T-virus di film Resident Evil, lalu ke buku komik detektif yang ada di rumah, sekarang dia menyukai semua yang berbau forensik, DNA dan percobaan ilmiah. Avengers favoritnya Iron Man karena Tony Stark bisa menciptakan berbagai macam alat. Dan gara-gara Jurassic World sekarang dia senang si Indominus (Indonimus? Indomie Rebus?) Rex yang merupakan campuran beberapa binatang.

Jadilah misi saya setiap liburan (sebagai seorang Mama yang baik yang mendukung interest si anak), saya mencari segala kegiatan yang berhubungan dengan science. And this is what Andrew picked for favorite science activities.




Eco Art Park di samping Ah Poong, Sentul
Di samping Ah Poong Sentul ada taman yang memiliki beberapa benda sains yang berhubungan dengan suara. Mulai dari gema hingga pipa suara yang bisa jadi wahana belajar anak. Apalagi karena letaknya di taman, anak-anak jadi seperti bermain. Kalau makan di Ah Poong, coba mampir ke sini dan ajak anak mengelilingi taman.
Andrew says? Yang paling aku suka adalah pipa suara. Sama satu lagi adalah yang ini loh, Ma... halooo... haloooo (memperagakan gema). Yang memantulkan suara.


Science Class di Kidspace
Jujur saja, saya dan Andrew sangat kehilangan kelas ini. Awalnya sign-up karena iseng lalu berlanjut jadi kegiatan rutin yang menyenangkan. Andrew pulang dengan gembira setiap kali ada kelas. Apalagi setelah dan sebelum kelas kita bisa bermain gratis di Kidspace. Masalahnya hanya waktu. Kelas ini diselenggarakan setiap hari Sabtu jam 1 siang yang sering membuat kita kewalahan karena jamnya nanggung. Mau pergi pagi ke Science Class telat. Mau pergi siang, pulang Science Class jalanan sudah macet. Tapi untuk yang punya waktu dan tinggal di Jakarta Selatan, Science Class di Kidspace ini highly recommended! Guru-guru yang care dan friendly, percobaan dan pengetahuan yang simple dan mudah dipahami anak, sekaligus fasilitas ramah anak yang mendukung. Tertarik mencoba? Biasanya mereka ada trial class di Jl. Sultan Iskandar Muda No. 7 Arteri Pondok Indah, Pondok Indah, Jakarta 12240, telp ke (021) 7238755.
Andrew says? Membuat parasut dan jam kertas. Karena dengan begitu kita tak usah mengandalkan teknologi.

Ini planet tata surya yang dibawa pulang dari Gen Cerdik
Science Day di Gen Cerdik
Ini kegiatan paling baru yang saya coba ikuti. Awalnya semangat jadi agak kecewa karena anaknya tidak bisa ditunggu (Mamanya terlalu blogging-minded dan mengkhawatirkan dokumentasi haha). Tapi setelah pulang dan diinterview, ternyata si anak senang banget. Untuk update programnya cek di Instagram @gencerdik ya
Andrew says? Membuat roket, caranya dengan memasukkan cairan asam, dua buah bubuk ke dalam tissue. Terus masukkan ke dalam roketnya, tunggu beberapa saat dan roketnya akan meluncur. Tapi hati-hati karena di tempat roketnya meluncur akan keluar cairan asamnya.

Buku experiemen ini ketemu di tumpukan buku diskon 75% lho

Kalau yang ini entah hibahan dari siapa tahu-tahu ada di rumah

Percobaan sendiri di rumah
Kalau stuck, kenapa tidak mencoba sendiri di rumah? Lakukan percobaan yang mudah dengan barang-barang yang ada di rumah. Bisa browsing di internet dulu atau dari buku science seperti ini. Psst, bukunya saya dapat dari boks diskonan toko buku import yang biasanya buka clearance sale di fX Sudirman lho. Percobaan yang ini mudah, hanya butuh air, bedak dan sabun. Simple memang, tapi Andrew semangat mencobanya. Untuk yang mau browsing, saya biasanya mampir ke
Andrew says? Biasanya aku mengambangkan tomat dengan garam seperti yang aku baca di komik Conan, waktu itu kita juga mencoba melubangi bedak yang ditaburkan di air dengan jari yang dipakaikan sabun.


Percobaan mudah untuk di rumah
Tapi yang paling berkesan memang Singapore Science Center. Untuk “museum” yang satu ini, saya tidak perlu cerita banyak karena sudah pernah buat blogpost sendiri. Tempat ini adalah must-visit ketika pergi ke Singapore dengan anak. Dari jaman saya kecil, sampai sekarang si Dudu, tempat ini selalu jadi favorit!

The unforgettable Singapore Science Center
Dudu: Ada mesin di depan science center, yang ping pong otomatis. Kita tinggal pencet tombol dan bolanya akan mantul sendiri.
Mama: Mama ngga inget.
Dudu: Aku inget kok. Aku juga suka tornado api karena aku tidak pernah melihat tornado api seumur hidupku kecuali yang itu.

Seandainya ada juga yang secanggih ini di Indonesia.

18 July 2015

Main ke AEON Mall BSD CIty

Diskon jalan tol selama libur lebaran membuat kita jadi ada kesempatan pergi #DateWithDudu ke tempat yang agak jauh sedikit. So, kita mampir ke AEON Mall BSD yang sedang jadi perbincangan banyak orang karena Sushi murahnya itu. 

Parkir di pintu yang langsung menuju ke department storenya, kesan pertama kita tentang AEON adalah double door yang sering ditemukan di mall di Amerika. Jadi kangen haha. Tapi konsep mall-nya memang terasa asing, agak sedikit berbeda dengan yang ada di Jakarta. Mungkin karena banyak yang berbau Jepang di sini: Food Culture khusus makanan Jepang di Ground Floor atau Ramen Village di lantai paling atas. 



Yang paling populer tentu saja kios yang menjual Sushi dan Bento murah di depan supermarket (Rp.59,000 sepaket sashimi). Antriannya tidak berhenti seharian. Selain Sushi ada Tempura (Rp. 9000/piece), dan snack Jepang seperti takoyaki dan okonomiyaki (harganya sekitar Rp.20,000-Rp.30,000an per bungkus). Ada juga jus segar (Rp.15,000-Rp.25,000an) dan yogurt yang menggoda. Untuk makanan non-Jepang ada dimsum, martabak, pempek dan beberapa snack Indonesia. Semuanya bisa dimakan di tempat atau dibungkus dibawa pulang. Kalau makan di tempat, sendok garpu harus beli Rp.500/piece.


Fasilitas mall-nya terkesan family oriented. Mulai dari toilet anak-anak, hingga dudukan untuk menaruh bayi di toilet perempuan. Toilet family yang menggunakan tombol untuk pintu otomatis (lagi-lagi mengingatkan saya pada mall di luar negeri). Dan banyaknya tempat duduk yang bisa digunakan bapak-bapak dan anak-anak menunggu sementara si ibu shopping hahaha.


Meskipun mallnya kecil (jangan bandingkan dengan Grand Indonesia ya), tapi ada beberapa pilihan playground yang bisa dikunjungi. Sayangnya si Andrew sudah ketuaan dan tidak berminat mencoba masuk.

Kidszooona di AEON Department Store 2F (lantai anak-anak)

Di lantai anak-anak AEON Dept Store
ada Sweets, Playroom dan Nursery Room juga
Kidzoona di dalam Dept Store AEON 2F Bagian anak-anak
Aneka permainan di Kidzoona

Miniapolis di 2F Sebelah Gramedia
Amazone di 3F sebelah Food Court
Playtime di 3F sebelah Bioskop
How to get there? 
Naik tol Serpong lalu keluar di BSD. Begitu ketemu Giant, belok kiri lalu lurus saja melewati Sinar Mas Academy, The Breeze dan beberapa cluster sampai akhirnya terlihat ada bangunan di tengah gurun. Belok kiri di salah satu jalan mobil yang mengarah ke mall. Kalau sudah sampe ICE atau Prasetya Mulya berarti jalan masuknya sudah kelewatan. Untuk yang tidak punya kendaraan pribadi, saya speechless sih gimana bisa ke sini. Soalnya tidak terlihat angkot lewat dan saya juga jarang melihat taksi atau ojeg. Jalan kaki dari stasiun KA Serpong juga jauh. Menurut sosmed AEON ada shuttle bus, namun kemarin tidak kelihatan sih.

Mau mampir ke AEON?
  • Datang sebelum makan siang. Perbedaan jumlah pengunjung dan tempat parkir kosong waktu kita datang jam 11.30 dan jam 12.30 ketika kita kembali untuk mengambil dompet Mama yang tertinggal di mobil ternyata cukup besar. Semua tempat parkir dekat dengan pintu masuk Mall, jadi tidak perlu rebutan.
  • AEON menyediakan pushchairs berbentuk kartun lucu yang disewakan kepada pengunjung yang membawa anak. Ada prioritas parking juga untuk ibu hamil dan yang membawa lansia. Jangan ragu untuk memanfaatkan fasilitas ini.
  • Banyak tempat “penitipan” anak alias tempat bermain. Ada Miniapolis, Kidszooona di AEON Department Store (lengkap dengan playroom dan nursery room), Amazone dan Playtime Kids Club. Tinggal pilih mau yang mana. 
  • Banyak yang bilang kalau malam tempat ini bagus karena ada lampu yang menyala di Sakura Garden mulai jam 6 sore. Karena kemarin hanya sampai jam 4-an, kita belum lihat lampunya.